THE ENHANCEMENT OF COOPERATION : INDONESIA & THE PHILIPPINES

0 Comments



SEMINAR ON THE ENHANCEMENT OF COOPERATION BETWEEN EASTERN PART OF INDONESIA & SOUTHERN PART OF THE PHILIPPINES

ASEAN Studies Center, Universitas Gadjah Mada dan Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri pada 23 Agustus menyelenggarakan seminar internasional dengan judul Seminar on the Enhancement of Cooperation between Eastern Part of Indonesia & Southern Part of the Philippines.

Seminar ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu tonggak, terutama dari aspek kontribusi intelektual, melalui identifikasi dan perumusan strategi dan langkah-langkah praktis untuk memperkuat kerjasama antara Indonesia dan Filipina dalam sub-wilayah BIMP – EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, the Philippines – East ASEAN Growth Area) yang telah dibentuk sejak tahun 1994.

Diselenggarakan di Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM, agenda seminar diawali dengan sambutan oleh Dr. Erwan Agus Purwanto selaku Dekan FISIPOL UGM dan Dr. Siswo Pramono selaku Kepala BPPK Kementerian Luar Negeri, dan dilanjutkan dengan pembicara kunci yang menghadirkan Drs. Sulistyo, S.H., CN., M.Si. selaku Asisten Pemerintahan dan Kesra Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam presentasinya, Drs. Sulistyo, S.H., CN., M.Si. menyampaikan pentingnya cultural diplomacy untuk meningkatkan hubungan bilateral dan sekaligus mengangkat perekenomian masyarakat dikedua Negara yang merupakan salah satu poin kunci dibentuknya BIMP-EAGA.

Lebih lanjut lagi, beliau menyampaikan perkembangan hubungan bilateral kedua Negara, dimana penguatan hubungan bilateral kedua Negara tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah (first track diplomacy) namun juga melibatkan publik dan aktor lainnya (second track diplomacy).

Selain menghadirkan para pembicara kunci, seminar tersebut mengundang beberapa akademisi dan praktisi dari Indonesia dan Filipina, diantaranya Dr. Diana Mendoza, dari Ateneo Center for Asian Studies (ACAS), Ateneo de Manila University; Bapak Laurentius Amrih Jinangkung, Direktur Hukum dan Perjanjian Ekonomi Kementerian Luar Negeri; Dr. Burhan Niode dari Universitas Sam Ratulangi; Maria E. J. Pia Benosa dari the Institute of Maritime too Law of the Sea (IMLOS), University of the Philippines; Ezka Amalia dan Karina Larasati dari ASEAN Studies Center Universitas Gadjah Mada.

See also  Việt Nam - Quốc Gia Duy Nhất Trong Khối ASEAN Thăng Hạng "Quyền Lực Mềm Toàn Cầu"

Kegiatan ini menjelaskan bahwa alah satu isu yang menonjol dalam kerja sama ekonomi sub-regional termasuk BIMP-EAGA adalah sub-regional connectivity. “Dalam konteks BIMP-EAGA, dua poin dikutip dari the Five Main Pillars of the World Maritime Axis. Pertama, infrastruktur dan prioritas konektivitas maritim, dengan membangun jalan tol laut, pelabuhan laut, logistik, industri pelayaran dan pariwisata bahari. Kedua, diplomasi maritim dengan menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, perselisihan teritorial, pembajakan, dan polusi laut,” jelas Drs. Sulistyo, S.H., CN., M.Si., dalam Keynote Speech. Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah perbatasan negara-negara BIMP-EAGA.

Acara yang bertujuan memberdayakan kaum muda ini mengikutsertakan ratusan partisipasi mahasiswa DIY-Jateng, dan dari berbagai universitas dan kelompok kepemudaan lainnya diluar wilayah DIY-Jateng. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna dalam closing remarks menekankan bahwa keikutsertaan peserta pada Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan peran pemuda untuk menjawab berbagai macam permasalahan dan tantangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya **

Share casino bonus: